Semua Tentang Kpop dan Kdrama

Temukan imainasimu bersamaku dalam setiap karya-karyaku. Semua tentang kpop dan kdrama kan ku bagi bersamamu...


Wellcome To My Blog,, Chingudeul ^^

Cari Blog Ini

.

Sabtu, 01 Mei 2010

_Another Love ^^

:: Another Love ::

Genre : Romantic
Oleh : _Accie_


^Happy Read aja deh, chingudeul. . .^


Cast :

Kim Jae Joong as Me
Jung Yun Ho
Park Yoo Na
Park Ji Hye




“Aku menunggumu di Jakarta, Indonesia, Minggu depan. Miss Yuu.. Jagi-ya ^,^” Yun Ho tersenyum membaca surat elektronik dari seseorang. Rona wajahnya langsung memerah. Aku mencoba mendekat dan melihat siapa pengirim surat itu, namun Yun Ho dengan sigap menutup jendela surat elektronik yang biasa disebut e-mail. Yang sempat kulihat hanyalah nama dengan huruf depan “Park”.

“Hey! Apa kau sedang mencoba untuk berselingkuh, hah ?” selidikku sambil menepuk bahu kiri Yun Ho. Yun Ho hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

“Adikmu mengirimiku puisi yang indah” ujar Yun Ho dengan wajah berseri-seri.

Aku mencoba mengingat nama adikku, PARK Ji Hye.

“Hmm.. dia tentu sangat merindukanmu!” ujarku berkesimpulan. Sebuah tepukan kecil dibahu memberinya semangat.


* * *

“Jae Joong-ah!” aku berbalik ke arah Yun Ho yang mengejarku.

“Ji Hye mengizinkanku mengunjungi sepupuku di Indonesia. Asalkan kau ikut katanya. Apa kau mau ?” Aku berpikir sejenak sambil melihat wajah Yun Ho yang memohon.

“Ne, adikku akan senang jika kau diawasi. Hahaha “ Yun Ho tertawa senang. Ia begitu bahagia dapat mengunjungi sepupunya itu. Sebab, sangat sulit meminta izin pada Ji Hye. Apalagi Ji Hye sangat mencintai Yun Ho. Berlibur sendiri pasti sangat menyedihkan. Namun, kesibukan Ji Hye di London membuatnya berubah pikiran.

“Aku akan pulang musim panas. Kita akan bertemu di musim panas kan ?” Yun Ho tersenyum dan mengangguk mantap pada Ji Hye.



* * *



Aku berdiri menunggu Yoo Na di Hall Soekarno-Hatta airport. Sudah cukup lama aku disitu, sekitar sejam mungkin. Macet di pagi hari membuat Yoo Na telat menjemputku. Apalagi jarak apartmennya yang jauh dari bandara.

“Jae Joong-ah ?” Yoo Na terlihat kaget melihatku. Ia mencoba tersenyum sambil mencari-cari sesuatu.

“Jagi-ya ? Kau tidak senang aku datang ?” tanyaku heran.

“Ohh. Hahh...Tentu ! I Miss You Jagi-ya . Wellcome back to Jakarta” ujar Yoo Na sambil memelukku.

“Apa Yun Ho bersamamu ?” Aku sedikit aneh dengan pertanyaan ini.

“Anio. Dia akan menyusul setelah Ji Hye kembali ke London” Yoo Na menjadi murung mendengar itu.

“Ji Hye ? Hhh.. aku ingin bertemu dengannya” Yoo Na mencoba tersenyum kembali. Namun, aku bisa melihat ia mencoba menyembunyikan kekecewaannya.



Yoo Na mengajakku ke pantai Ancol dan menikmati suasana sore di sana. Sudah tujuh bulan sejak kunjungan pertamaku ke Indonesia, Yoo Na menjadi kekasihku. Dia wanita yang sangat baik dan cantik. Suaranya lembut dan ia juga cerdas. Aku menyukainya sejak saat itu.

Dan tak kusangkka, Yoo Na membalas cintaku. Hanya saja, aku merasa perasaan Yoo Na sedikit lain padaku. Apalagi sejak aku kembali ke Korea. Kami jarang berkomunikasi, namun di ponsel Yun Ho sangat banyak pesan dari Yoo Na. Aku maklum karena mereka adalah sepupu.

Mungkin juga ini adalah akibat berpacaran jarak jauh, sehingga hatiku merasa sangat jauh dengannya. Hatiku seolah sangat asing dengannya. Entah karena apa.

Setiap aku menatapnya, tak ada sinar kebahagiaan disana saat melihatku. Dan lagi, ia selalu menolak menatapku seolah ada sesuatu yang tersembunyi darinya. Hingga aku kemudian berpikir, apa ia benar-benar menyukaiku ?

“Jae Joong-ah ? Kenapa kau melamun terus ?” Yoo Na membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh menatapnya, namun lagi-lagi ia menghindari tatapanku. Ingin sekali aku bertanya padanya. Tetapi, aku takut itu akan menyakitinya.


“Aku ingin mendengar cerita tentang Korea ?” ujar Yoo Na bersemangat.

“Hhhh...” Yoo Na menghela napas panjang.

“Aku ingin sekali kesana. Dan berjalan-jalan menikamati indahnya Sungai Han” lanjutnya ceria. Matanya jauh menerawang ke langit. Ia sedang membayangkan sesuatu.


Gbr Sungai Han (dari Jembatan Yanghwa )

Aku terkejut mendengar itu.

“Sungai Han ?” pikirku. Ingatanku kembali saat Yun Ho dan aku mengungjungi kakekku di daerah Gyeongji dan berjalan-jalan menikamati aliran Sungai Han yang mengalir sepanajang semenanjung Korea.

“Suatu hari nanti, aku akan melamar wanita yang aku cintai di tepi Sungai ini” Harap Yun Ho.

“Ji Hye pasti senang dengan suasana romantis di Sungai ini” ujarku. Yun Ho hanya tersenyum sambil menatap riakan air Sungai Han.



Sungai Han ( dari Jembatan DongHo )

“Ne, Yun Ho sering menceritakan ini padaku” jawab Yoo Na.

“Hmm... Apa perlu aku ceritakan lagi ?” Yoo Na meringgis mendengar perkataanku. Aku melihatnya dengan sedikit kesal.




* * *



Minggu sore aku dan Yoo Na menjemput Yun Ho di Bandara. Yoo Na sangat senang mendengar kedatangan Yun Ho. Ia bahkan sudah mengajakku ke bandara sejak siang. Padahal, pesawat Yun Ho baru akan tiba pukul tujuh sore.

“Aku sudah tak sabar bertemu Yun Ho, Jae Joong” Aku mencoba tersenyum menyembunyikan keherananku.


“Jagiiiii-yaaa” Aku terkejut mendengar teriakan Yoo Na. Yoo Na menoleh ke arahku dengan salah tingkah.

“Ehh, Jagii-ya. Itu kau. Iya. Untukmu” Yoo Na mencoba menenangkanku dengan menggenggam erat tanganku. Namun di lepaskan lagi begitu Yun Ho mendekat. Aku mencoba menahan diri.

“Annyeong. Jae-Yoo couple” sapa Yun Ho. Yoo Na sedikit murung mendengar sapaan itu.

“Annyeong! Yun Ho. Aku pikir kau akan sulit berpisah dengan Ji Hye” godaku. Yun Ho tertawa lebar.

“Yun Hooo! Bagaimana kabarmu ? Ohh, kenaapa lama sekali kau tak mengunjungiku?” tanya Yoo Na sambil terus menatap Yun Ho.

“Baik, Yoo Na. Aku harus menyelesaikan beberapa masalah dulu. Terutama dengan Ji Hye” Yun Ho menjawab sambil membalas tatapan Yun Ho. Benar-benar pemandangan yang aneh untukku.



* * *


Aku merasa asing diantara mereka berdua. Hari-hari berliburku kulewati bersama mereka berdua. Namun kenapa seolah aku hanyalah pengganggu keceriaan Yoo Na dan Yun Ho. Mereka sangat akrab. Yoo Na selalu tertawa lebar dan bahagia. Sesuatu yang jarang kulihat ketika aku bersamanya. Mereka bahkan tidak terlihat seperti sepupu. Ada apa ini ?




Minggu berikutnya kami mengunjungi Monumen Nasional untuk berfoto bersama. Aku akan segera kembali ke Korea. Umma tidak rela berpisah lama denganku. Kami berfoto bersama dan melewatkan hari terakhirku dengan penuh tawa.


“Jagiii” panggilku sayang pada Yoo Na. Yun Ho melirik ke arah Yoo Na.

“Hmmm..” Yoo Na menoleh ke arahku.

“Aku akan merindukanmu!”

“Ne, aku juga! Kapan kau akan kembali lagi ?”

“Entahlah” Aku menunggu reaksi Yoo Na. Yoo Na hanya menunduk. Entah menangis atau tersenyum senang.

“Sejujurnya, Aku ingin mengajakmu menemui Umma-ku” Yoo Na terkejut mendengar pertanyaanku. Yun Ho pun tersedak.

“Uhuk.. Uhuk..” Yun Ho meminum minumannya untuk melegakan tenggorokannya.

“Ada apa ?? Apa kau tidak ingin ?” tanyaku heran.

“Ahh.. Tidak! Tidak... Aku ingin sekali. Tapi tidak sekarang kan ? Ini terlalu mendadak” Aku tertawa lega.

“Hahaha.. tentu saja. Aku akan menjemputmu jika kau sudah siap” Yoo Na dan Yun Ho saling berpandangan.


* * *


“Jagii. Ingat Janjiku ya ? Aku pasti menjemputmu” ujarku sambil mencoba menatap Yoo Na. Yoo Na mencoba menghindar lagi.

“Yoo Na-ah. Kenapa kau tak pernah mau menatapku ?” tanyaku pelan. Yoo Na tertunduk takut.

“Apa mataku jelek ?’ Aku mencoba bercanda. Tapi sesungguhnya aku ingin ia menjawab serius.

“Hahahah... Itu Yun Ho datang!” ujar Yoo Na.

“Jae Joong-ah! Sebentar lagi. Salam untuk Umma dan Appa. Aku akan kembali musim dingin nanti”

“Ne, aku pergi yaa” pamitku.

“Annyeongki Kaseyo..” ujar Yoo Na dan Yun Ho. Aku melambaikan tangan salam perpisahan.

Aku berjalan menuju pintu keberangkatan. Aku tersenyum pahit. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh Yoo Na. Sebulan cukup untuk melihat semua kelakuan Yoo Na. Bahkan, nomor handphone Yoo Na yang ternyata ada dua membuatku semakin yakin.

Aku berbalik untuk melihat Yoo Na untuk terakhir kalinya. Namun, betapa kagetnya aku bahwa ternyata Yoo Na dan Yun Ho sudah tidak ada di ruang tunggu.

“Apa secepat itu Yoo Na pergi ? Aku bahkan belum masuk ke pesawat” pikirku. Aku berbalik dan mencari taxi. Aku menyuruh supir taxi cepat menuju Jakarta Barat. Aku benar-benar penasaran dengan semua yang menurutku disembunyikan oleh Yoo Na.

“Berhenti Pak!” Ujarku begitu sampai di depan apartmen Yoo Na. Aku langsung beranjak menuju apartmen Yoo Na. Aneh. Tak ada jawaban begitu kutekan bel.

Aku bingung kemana mereka pergi. Aku terduduk lesu sambil memikirkan Yoo Na. Aku ingin meneleponnya, namun segera kuurungkan.

“Mianhe” aku terkejut mendengar sapaan seseoarang dari arah samping.

“Aku Yoo Su, kakak Yoo Na. Apa kau Yun Ho ?” Aku menggeleng perlahan. Aku heran. Yoo Na bilang ia tak punya kakak. Dan mengapa Yoo Su tak mengenal Yun Ho. Bukankah mereka sepupu ?

“Ohh. Lalu, sedang apa kau di pintu apartmen adikku ?”

“Aku mencari Yoo Na. Aku Jae Joong” Yoo Su heran mendengar namaku. Seperti sangat asing baginya.


Yoo Su mengajakku ke taman samping apartmen Yoo Na.

“Kau dari Korea ? “

“Ne, aku sahabat Yun Ho”

“Ooohh!” Yoo Su mengangguk pelan.

“Mereka sungguh jahat meninggalkanmu di luar aparment sendirian” Aku terdiam memikirkan sesuatu.

“Eonni. Apa Yoo Na sudah punya kekasih ?” Yoo Su tertawa perlahan.

“Bagaimana kau ini. Katanya sahabat Yun Ho. Masa kau tidak tahu siapa kekasih Yun Ho ?”

“Maksudnya ?? Aku.. Aku kurang mengerti ?! “tanyaku terkejut. Tapi tiba-tiba seseorang datang dari belakang.

“Eonni!” aku berbalik ke arah suara itu. Dan betapa kagetnya Yoo Na melihatku duduk bersama kakaknya.

“Jae Joong ? Kau tidak jadi pulang ?” Yoo Na terkejut setengah mati. Apalagi aku melihatnya sangat erat memeluk tangan Yun Ho.

“Hhhh.. Hah ?“ Aku melihat mereka berdua dengan perasaan marah. Seperti aku telah mengerti semuanya.

“Yun Ho! Teganya kau meninggalkan sahabatmu hanya untuk pergi berkencan” goda Yoo Su.

Aku melihat ke mereka berdua. Tanpa sadar, tanganku sudah hinggap di pipi Yun Ho. Sebuah pukulan kemarahan ku arahkan padanya. Yun Ho tak membalas sedikitpun. Ia membiarkan aku menghajarnya habis-habisan.

Yoo Na mencoba merelaiku. Namun tanganku dengan kasar menyingkirkannya. Aku benar-benar marah dengan kebohongan mereka. Yoo Na tergeletak jatuh di sisi Yoo Su yang tak mengerti dengan apa yang terjadi.

“Dengar Kim Jae Joong! Aku tak pernah mencintaimu! Aku tak sungguh-sungguh menjadi pacarmu! Aku hanya mencintai Yun Ho! Apa kau dengar itu ? ! ? !” teriak Yoo Na. Ia menangis sambil mengatakan hal itu. Aku berhenti memukul Yun Ho. Dan menoleh ke arahnya. Ia melihatku dengan ketakutan.

“Aku melakukan ini untuk adikku! Kau dengar itu, Park Yoo Na! Kau, telah merebut kekasih adikku. Dan kau! Adalah perempuan Jalang!” aku berteriak di telinga Yoo Na. Yoo Na masih ketakutan.

“Dengar! Kau boleh membohongiku. Tapi kau! Aku tak akan membiarkan adikku tersakiti karena kau, Park Yoo Na! Kau sungguh tak pantas untuk Yun Ho, bahkan untukku!” caciku pada Yoo Na yang menangis di sisi Yoo Su



Aku mengerti sekarang. Betapa Yoo Na sangat senang dengan kedatangan Yun Ho. Mengapa Yoo Na tak berani menatapku. Dan mengapa aku merasa asing diantara keduanya.


* * *

“Jae Joong-ah! Mianhe. Aku tak bermaksud menyakitimu seperti ini. Hanya saja...” Aku mendengarkan Yun Ho dengan acuh tak acuh sambil menghabiskan sebotol anggur. Yun Ho melihatku sedih.

“Hahaha.. Sepupu katamu ? Kau pandai sekali berbohong, Yun Ho! Kau sangat bajingan! Kau tega menduakan adikku!” aku berteriak-teriak padanya.

“Mianhe. Aku sangat mencintai Yoo Na. Tapi aku tak tega meninggalkan Ji Hye” Aku beranjak menarik kerah baju Yun Ho.

“Kau! Kau takut padaku kan ? Makanya kau tak berani meninggalkan adikku, kan ?” Yun Ho mengangguk.

“Mianhe. Aku benar-benar tak tahu berterima kasih padamu dan keluargamu. Mianhamnida, Jae Joong-ah!” Aku melepaskan kerah baju Yun Ho dan kembali meminum anggur.

“Pergilah! Pergi sana! Aku akan kembali ke Korea. Dan aku tak akan mengizinkan kau bertemu dengan Ji Hye! Jadi enyahlah dari hadapanku!!!” Aku mengusir Yun Ho dengan menendangnya. Yun Ho menunduk meminta maaf dan berjalan keluar. Ia berjalan sambil menahan sakit akibat pukulanku.


* * *

Aku mencoba melupakan semua tentang Indonesia. Aku mencoba menyakinkan Ji Hye bahwa Yun Ho tak pantas untuknya. Namun, ia malah memarahiku. Dan mengancam tak akan pulang ke Korea jika Yun Ho tak datang padanya. Aku melihat adikku dengan iba. Iba pada nasib cinta kami.



Sore itu, aku berjalan-jalan di pantai Gyongju. Sudah lama aku tak mengunjungi bibiku yang tinggal disana. Dari rumah bibi yang menghadap ke pantai. Aku melihat seorang wanita yang berjalan sendirian di pantai. Sangat cantik dan mempesona. Aku berdebar hebat melihatnya. Hatiku melambung tinggi. Maka ku coba mendekatinya. Namun, begitu mendekat. Hatiku langsung membeku kembali. Dia adalah Park Yoo Na!

:: SELESAI ::

N/T : Ceritanya maaf ya. Sepertinya rada gaje! Heeheee^^

Yaa, semua terserah chingudeul menanggapinya. Di tunggu ea komennya.

_ACCIE_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar