Semua Tentang Kpop dan Kdrama

Temukan imainasimu bersamaku dalam setiap karya-karyaku. Semua tentang kpop dan kdrama kan ku bagi bersamamu...


Wellcome To My Blog,, Chingudeul ^^

Cari Blog Ini

.

Sabtu, 01 Mei 2010

FrOm This Moment ^^

Annyeong ??

FF ini tercipta dengan terinspirasi dari FanFacts Hero Jae Joong DBSK yang bunyinya : “Aku tidak memungkiri jika suatu saat nanti aku akan menikah dengan salah satu Fans tetapku”

Cassie Girl : Omo !! Berita bagus nih !!!

Heheu ^^

Begitulah ....

Daftar Yuuukk !!! *antri jadi Cassie tetap*

So, HAPPY READ Chingudeul 

~~~~~~~~~~~~ From This Moment ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Cast :

Kim Jae Joong *Joonggieku nih*

and 4 DBSK ( YuMinYooSu )

Hwang Jae Rim

Kang Seung Ri

and the author is ...

Lee Eun Hye ^^ aka Me 



Part I ::

( Eun Hye’s POV )

Alunan lembut rangkaian kata yang bersatu dalamirama lagu begitu sendu kudengar di telingaku. Batinku tergoyak, hatiku menangis. Sungguh pedih terasa.

Kedua mataku yang tertutup menikmati alunan lagu dengan cepat kubuka. Sentuhan indah alunan lagu tak lagi kurasa. Aku bangkit dari tempat tidurku.

Cekklikkk !!

Alunan lembut lagu tersebut musnah seketika. Sebuah tangan baru saja menekan tombol off pada tape recorder.

“Eun Hye!” panggil Jae Rim.

“Waeyo ?” Aku menoleh menatapnya tenang. Tak ada kemarahan atas ulahnya. Tepatnya terpaksa tak marah.

“Anio. Cepatlah mandi dan ikut aku!” ujarnya seraya berjalan keluar kamarku. Tak lupa dengan tenang Jae Rim mengambil kaset dari dalam tape recorder itu.


* * *

“Eun Hye! Aku akan bertemu Seung Ri sebentar. Tunggulah disini !” ujar Jae Rim. Ia kemudian melenggang masuk menuju rumah Kang Seung Ri, adik Jae Rim.



“Mwo ?? Aku menemani Eun Hye ke Seoul ?” Seung Ri terkejut. Ia meringgis tak mau.

Jae Rim menatap Seung Ri tajam memaksa ia berkata “Ne”. Seung Ri menghela nafas pasrah.

“Aihh! Terserah Unnie lah! Pabo !” ujar Seung Ri kesal.

Sejak kedatangku ke keluarga Hwang, Seung Ri tampak terkejut denganku. Ia juga tampak tak suka denganku. Padahal, aku tak membuat kesulitan apapun padanya. Kami juga tidak seumur. Aku hanya bisa menerima semua keputusan Jae Rim, Unnie angkatku dengan pasrah.

Semenjak meninggalnya kedua orang tuaku, Jae Rim, orang terdekat keluargaku bersedia mengangkatku sebagai adik. Walaupun Jae Rim sangat acuh dan pemarah, aku selalu mendengarkannya. Jae Rim pernah berkata bahwa ia sangat mengerti perasaanku. Sebab ia dan Seung Ri juga mengalami apa yang kualami. Maka, aku percaya sepenuhnya pada Jae Rim.


Jae Rim tersenyum-senyum senang sambil mengemudikan mobil menuju Shopping Center.

“Seperti kataku beberapa bulan yang lalu. Aku akan mengirimmu ke Seoul” ujar Jae Rim sambil melirikku yang duduk tenang disampingnya.

“Ne” jawabku pelan.

“Kau mau kan ??”

“Apa aku terdengar terpaksa menjawabnya?” tanyaku balik. Tatapanku lurus kedepan namun hatiku mendengus kesal.

“Aku selalu mendengarkanmu. Kenapa kau selalu tak percaya padaku ?” jelasku sambil tersenyum pahit.

“Hmm.. Aku menunggumu bertanya kenapa aku mengirimmu ke Seoul” jelas Jae Rim santai. Tanpa marah akan kritikku.

“Kau selalu memberiku yang terbaik” ujarku sambil tertunduk sedih.

“Aku ingin kau melanjutkan sekolah disana. Kau pasti senang bisa bersekolah di Seoul ? Kau bisa mencari Hero-mu itu” Aku melihatnya senang sambil mengingat kembali irama lagu yang selalu kudengar di pagi hari.

“Kau akan tinggal bersama Seung Ri” lanjut Jae Rim disusul tatapan tajamku. Aku terkejut penuh protes namun aku tak dapat berkata apapun.


* * *


( Jae Joong’s POV )

Hari-hariku semakin sulit saja. Aku sudah tak punya uang lagi untuk naik bis ke tempat latihan. Bahkan untuk makan pun sulit untukku.

“Apa aku menambah pekerjaan lagi ? Atau meminjam saja ?” pikirku pusing.

“Tapi, bagaimana dengan sekolahku jika aku menambah pekerjaan ?” pikirku lagi.

Aku benar-benar pusing. Hidup di kota besar memang sulit. Tapi aku harus bertahan.

“Umma.. Aku pasti bisa!! Hwaiting!” batinku semangat di tengah perutku yang berkeroncong di siang hari. Tak sengaja aku menangkap bungkus makanan yang sedang ditenteng seorang ibu yang baru saja lewat dihadapanku. Kutatap lekat buingkus makanan cepat saji itu. Aku menelan ludah dengan memasang mimik ‘mupeng’. Dengan ketekatan bulat, aku segera melancarkan rencanaku.



* * *


“Mana Kim Jae Joong ?!” YuMinYooSu terdiam. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan Lee Soo Man. Lelaki yang berdiri tegap dengan muka garangnya lengkap dengan bodyguard diamping.

“Kalian ini adalah calon orang-orang sukses! Dan kalian dididik disini karena kalian harus belajar bertanggung jawab! !” LSM mulai menceramahi keempat kawanku. Aku mengintip dari balik pintu dengan sedih.



“Mianhe chingudeul. Karena aku, kalian harus menerima semprotan Lee Soo Man. Mianhe Yun Ho leader” ujarku sedih dihadapan YuMinYooSu.

“Asal kau bisa kau datang saja, kami tak masalah. Bersabarlah sedikit lagi. Kita akan menjadi bintang yang paling bersinar di langit. Dan itu takkan terwujud tanpamu” ujar Yun Ho tulus.

“Benar! Asalkan kau bisa datang berlatih, kami rela dihukum bersamamu tiap hari” tambah JunSu dengan penuh semangat.

Aku benar-benar terharu mendengar dukungan teman-temanku. Kami saling merangkul sejenak. Kemudian melanjutkan membersihkan ruangan berlatih dengan penuh semangat di malam yang dingin ini.

“HWAITING !!!”

Rasa lelah yang sempat mendera seakan pergi sebab kami saling mendukung.

Tanpa kami sadari, seseorang di atas tribun tersenyum puas. Ia kemudian beranjak pergi dengan memikirkan ide-ide brilliant untuk menjadikan kami bintang paling cerah dibawah naungannya.


* * *


( Eun Hye’s POV )

“Jaga dirimu Eun Hye! Jika aku tidak sibuk, aku akan mengunjungimu. Kau akan aman bersama Seung Ri”

Aku mengangguk seperti biasa.

“Dan kau Seung Ri !! Jaga Eun Hye baik-baik. Aku akan menggorokmu jika tidak”

Seung Ri mengangguk acuh tak acuh. Aku beranjak memeluk Jae Rim untuk terakhir kalinya. Kutatap ia lekat-lekat, takut akan melupakan wajahnya.



( Jae Joong’s POV )

“Great!! Wonderfull, Jae !! Kau banyak perubahan “ puji Yunho begitu kututup latihan bersamanya dengan suara indahku.

Aku tersenyum biasa. Namun, jauh di dalam hatiku aku sangat bangga. Hanya saja tubuhku sangat lelah untuk berlonjak kegirangan.

“Jae juga sudah tidak terlambat! Kau hebat oppa!” seru Changmin dari bawah tangga. Aku mentapnya senang.

Tapi sungguh. Aku benar-benar lelah. Aku harus bangun sepagi mungkin untuk mengantar susu dan koran. Setelah pulang sekolah, aku terus bekerja di sebuah restoran cepat saji. Itu kulakukan agar aku bisa naik bis menuju tempat berlatih. Sehingga aku tidak terlambat dan menyulitkan YuMinYooSu lagi.

Aku pernah hampir menangis ketika pemilik kontrakan mengusirku. Meskipun sudah kumohon agar ia menunggu aku gajian keesokan harinya, namun ia tak peduli. Malamnya, aku terpaksa tidur di depan tempat dimana aku biasa mengambil koran dan susu. Mataku tak kunjung tertutup sebab dinginnya angin malam yang menusuk tulang-tulangku.

Dan, ahh..akhirnya! Aku mengeluarkan linangan air mataku juga. Seraya berharap usaha tak akan sia-sia. Demi, Appa, Umma dan Jae Rim.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar