Semua Tentang Kpop dan Kdrama

Temukan imainasimu bersamaku dalam setiap karya-karyaku. Semua tentang kpop dan kdrama kan ku bagi bersamamu...


Wellcome To My Blog,, Chingudeul ^^

Cari Blog Ini

.

Kamis, 06 Mei 2010

Hai, ini salah satu tulisanku namun dalam bahasa daerah..

Happy read ajah...



TAK BEGITU KELAM
Rena menghentak dengan keras daun pintu rumahnya. “Brakk!!!”. “Rena...”terdengar bentakan kemudian. Seorang wanita paruh baya melotot dihadapannya. Raut wajahnya tidak menunjukan seseorang yang tengah marah. Wanita itu hanya sedikit kesal sebab suara hentakan pintu itu cukup mengagetkan seorang bayi yang tengah tertidur lelap.

“Maaf Ma.. Sa takut jadi...”Rena tertunduk bersalah. Diliriknya Reno di dalam pangkuan ibunya. Bayi mungil itu hanya bisa menangis karena kaget.
“Takut sama Oom Jack lagi ? Rena.. Rena...” tambah seorang pria yang tengah menyaksikan siaran TV.

“Habis, masa tiap turun angkot, pasti langsung lihat Oom Jack yang nyeremin itu di parkiran ojek. Ieh.. macam Oom itu tidak punya kerjaan lain selain habis-habiskan uang buat beli minuman keras kah..”Rena beralasan. Sebenarnya Rena tidak perlu selalu takut sama orang yang selalu buat Rena tidak berani melewati jalan masuk menuju kediamannya. Karena Oom Jack hanyalah orang-orang yang kurang kerjaan dan tak perlu ditakuti. “Glek..Glek..Glek..”Rena menenuk segelas air dingin dan.. Aah...Lega, batin Rena. Tubuh dan jantungnya yang tadi panas, adem seketika.

“Syuut...!!” Ibu meletakkan telunjuknya di depan bibir, berisyarat. Dengan segera Ayah Rena mengecilkan suara TV. Dan tak ada yang berani mengeluarkan suara. Hening. Bayi mungil bernama Reno itu rupanya dapat membuat orang-orang dewasa bertekuk. Mungkin tidak yah Reno menjinakan Oom Jack, batin Rena. Jinak ?? Geli juga, Emangnya hewan ??. Rena tersenyum sendiri di kamar mungil miliknya.

“Woi... ko mo bikin apa ?? Sa tra mau !! Jang pegang sa, Jang !! Awas e.. ko !! anjing ...!!”tiba-tiba terdengar suara keras dari depan rumah Rena. Hm... mulai lagi dech, batin Rena. Dari suara sudah diduga bahwa itu orang stress yang selalu nongkrong di gapura kompleks rumah Rena.
“Ko jauh, ko jauh..!!”teriak Oom Jack lagi. Pandangannya kosong dan berantakkan pertanda orang yang sedang blenk.
“Bapa.. stop sudah !!”. Rena langsung menuju jendela dan bersiap mencari tahu apa yang terjadi. Ayah dan Ibu Rena demikian, Eits.. bukan keluarga Rena saja, beberapa keluarga di kompleks Rena juga berkumpul di balik jendela, melihat apa yang tengah terjadi.
Suara Oom Jack juga masih terdengar namun tidak jelas apa yang tengah yang diucapkannya sebab Oom Jack menggunakan bahasa daerah. Sebenarnya ini bukan kali pertama Oom Jack mengganggu ketenangan yang tercipta di malam hari. Penghuni kompleks Rotan Kuning sudah biasa dengan teriakan-teriakan Oom Jack. Namun kali ini beda, Ibu dan anak-anak Oom Jack datang memaksa Oom Jack untuk pulang dan menghentikan ulahnya yang selalu membuat gaduh.
Emosi Oom Jack tidak dapat diredam saat melihat perempuan tua dihadapannya. “Eh... Jack,, ko pulang, pulang..”Perempuan tua itu menarik dan memarahi putranya dengan emosi yang meluap-luap. Orang-orang yang tadinya bersembunyi di dalam rumah kini mulai menampakan diri. Orang dalam kendaraan-kendaraan yang tengah lalu-lalang pun memyempatkan diri melihat aksi Oom Jack.
Pandangan Rena kini tertuju pada seorang remaja seumuranya. Maria, batin Rena kaget. Gadis berambut keriting itu menangis sedih. Meski tiap hari melihat ulah Oom jack tang nyebelin namun Rena benar-benar tidak menyangka bahwa Oom Jack memiliki putri yang cerdas dan baik hati.
Suasana diluar rumah Rena sangat gaduh dan ramai. Nampaknya kedatangan keluarga Oom jack malah membuat panas suasana yang sudah panas. Kenapa sih Oom jack selalu membuat panas suasana ?? Api kali yee...^_^
“Ko pergi dari sini..!! Jang ko datang di depan sa pu muka !! ko bukan sa pu mama, ko pembunuh !! Ko pembunuh... !!”Oom jack melampiaskan amarahnya pada Ibunya sendiri. Rena kaget untuk yang kedua kalinya. Orang-orang boleh bilang Oom jack sedang mabok . Tapi bagi Rena, seorang anak tak boleh mengatai orang tuanya atas alasan apapun, kecuali jika Oom Jack... Sadar.!!
* * *
Rena segera turun dari angkot yang ditumpanginya. Langkahnya dipercepat menuju gerbang yang hampir ditutup.
“Pak..Pak..Pak.., tunggu Pak”Rena menahan Pak Satpam yang hendak menutup gerbang.
“Masuk cepat, cepat..”ujar pak satpam yang berambut keriting itu meski Rena sudah jauh darinya. Rena segera meneguk air mineral yang dibawanya. Seperti biasa jika ia lelah dan kaget. Kalau tidak napasnya akan sesak. Maklum penderita penyakit asma.
Seharian Rena tidak bertemu Maria, murid di kelas sebelah. Meskipun sebenarnya buat Rena bertemu anak-anak kelas IPA adalah hal yang menyebalkan, namun rasa penasaran Rena mengalahkan egonya. Hingga sampai di rumahpun Rena belum melihat Maria.
“Mama.. Papa mana ??” Rena celingak-celinguk mencari sosok dambaannya. Pria berumur 37 tahun yang telah membesarkan dan memanjakannya dengan kasih sayang. Ibunya yang sedang menyusui Reno menyuruhnya diam sejenak.
Rena kemudian memperhatikan cara Ibu menenangkan Reno. Sangat lembut dan penuh kasih sayang. Penuh cinta dan harapan pada buah hatinya kelak. Seandainya mama Oom Jack tidak kasar pada Oom jack, mungkin Oom jack tidak akan mengatainya seperti itu, batin Rena. Tapi kenapa Oom Jack mengatai Ibunya sendiri pembunuh ??,batin Rena lagi.
“Papamu lagi ada urusan, jadi sekarang pergi lesnya sendiri saja ya..”Suara Ibu Rena membuyarkan lamunan Rena. Rena melihat ibunya kini merapikan ruang tengah.
“Jangan bilang kamu takut sama Oom Jack lagi ?? Dia sudah pulang sama Ibunya kemarin”Rena kaget dan senang sih mendengar kabar itu. Hati Rena bersorak senang namun Rena merasa makin penasaran dengan Oom Jack.
* * *
Sudah sebulan Oom Jack tidak kelihatan di lingkungan kompleks Rotan Kuning. Rena jadi tenang dan lega saat pulang les. Suara Oom jack yang menakutkan tak lagi di dengar. Rasanya dunia ini sudah aman dan tentram, batin Rena sambil bermain dengan adik tersayangnya.
“Ma.. susu buat Reno mana, Ma ?? Reno minta susu nih..”ujar Rena sambil terus meledek adiknya.
“Ma...”Panggil Rena lagi. “Ayo, kita cari mama..”Rena menggendong adiknya dan beranjak mencari Ibunya yang tak kunjung menyahut.
“Rena....”Ibu Rena masuk dari pintu depan dan langsung menggendong Reno yang sudah tak mau di pangkuan Rena.
“Ada apa Ma ??” Rena menanti gosip baru dari Ibunya. (hehehe^_^).
“Eh.., kamu kenal Maria, Ren. Satu sekolahan dengan kamu. Katanya sih dia dapat beasiswa sebagai murid berprestasi ?”sambung Ibunya. “Ibu kaget banget ternyata Maria Itu anaknya Oom jack, Ren”lanjut ibu Rena seraya menepuk punggung Rena layaknya Ibu-Ibu penggosip.
“Yee.. Sa sudah tau Ma, Cuma belum yakin sih.. Habis, sa sudah tidak pernah lihat Maria lagi”Rena menjawab malas. Rena lebih menunggu berita yang ditunggu-tunggunya.
“Tapi kamu pasti tidak tahu kan kalau nenek Maria tuh dituduh sama Oom Jack sudah membunuh mamanya maria ??” Ibu Rena menatap Rena dengan penuh kemenangan karena Rena tidak mengetahui yang satu ini.
“Hah ?? Ternyata bener dugaanku ma,, Oom jack marah waktu itu pasti ada apa-apanya”
“Neneknya Maria tuh kasihan sekali, hanya karena salah menaruh api, menantunya langsung meninggal dunia. Oom Jack sedih sekali waktu isrtinya meninggal, makanya dia marah sekali sama mamamya. Sudah begitu, Oom jack harus kehilangan satu dari jarinya karena harus mengikuti adat’”ceria Ibu rena.
“Jadi kamu tidak usah takut lagi sama oom Jack, karena dia tuh sebenarnya baek”Sanbung Ayah rena tiba-tiba seraya mengelus rambut putri kesayangannya.
Rena menganguk iya dan tetenguk memikirkan pria yang dulu ditakutinya. Seorang anak manusia yang sangat tidak patut dibanggakan layaknya ayahnya ternyata adalah orang-orang yang kesepian dan terluka. Walaupun tidak seharusnya dia memilih minuman keras sebagai pelampiasan kerinduan dan sakit hatinya. Oom Jack adalah orang yang baik. Dia tidak lagi manakutkan dimata Rena. Rena pun merasa bersalah karena tidak pernah menegurnya. Jauh di lubuk hati Rena, ia tidak mau akan seperti oom jack. Kesepian dan Terluka. Bersyukurlah bagi Rena yang masih memiliki kelengkapan keluarga. Ayah, Ibu dan reno yang mungil.
* * *
“Makasih Pak..”Senyum Rena pada sopir angkot yang membawanya pulang. Rena terlalu senang kerena tak akan bertemu sesuatu yang menakutkan lagi. Tapi, “Glek..”Rena tertegun di samping gapura kompleksnya. Matanya melihat seorang pria paruh baya dengan gaya layaknya orang sedang blenk di dekat warung pinang Tante Maryon.
“Uaw...”Rena berlari menuju rumahnya. Dan, “Brakk!!”hentakan daun pintu Rena kini terdengar lagi. Seorang bocah kecil memperhatikan kedatangannya dengan heran. “Hahaha...”Gelak tawa Ayah Rena menyambut Rena. Rena tersenyum. Jauh di lubuk hatinya, dia sudah tak takut lagi pada Oom Jack. Tapi pada orang-orang yang tengah dalam naungan minuman keras, “Takuuut...!!”.